Kisah Tuli-tuli, Di Buton Cuma Jadi Cemilan. Di Jogja Jadi Motif Batik. - Hallo sahabat
Sopa, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Kisah Tuli-tuli, Di Buton Cuma Jadi Cemilan. Di Jogja Jadi Motif Batik., kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Buton, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul :
Kisah Tuli-tuli, Di Buton Cuma Jadi Cemilan. Di Jogja Jadi Motif Batik.link :
Kisah Tuli-tuli, Di Buton Cuma Jadi Cemilan. Di Jogja Jadi Motif Batik.
Baca juga
Kisah Tuli-tuli, Di Buton Cuma Jadi Cemilan. Di Jogja Jadi Motif Batik.
HPK
Siapa orang Buton tidak tahu tuli-tuli? Kalau ada, berarti gawat sekalimi itu... perlu diruqiyah. Wkwkwk..
Kue tuli-tuli merupakan jajanan tradisional khas Sulawesi Tenggara, khususnya sering kita temukan di Pulau Buton dan sekitarnya. Namun siapa sangka, ternyata kue tuli-tuli dengan bentuk khas angka 8 ini bisa kita jumpai pula di daerah lain? terkejuk? Sama. Saya juga..
Kue ini ternyata bisa kamu temukan juga di Jogja. Namun dengan sebutan yang berbeda, Kue Geblek. Sebenarnya, Kue geblek lebih sering dikenal jajanan tradisional dari Kulonprogo, salah satu kabupaten di D.I Yogyakarta. Tuli-tuli sejatinya berbentuk angka delapan dan ada pula inovasi berbentuk angka 0.
Namun, walaupun penampakannya mirip. Namun terdapat perbedaan pada bahan dasar. Bahan dasar tuli-tuli adalah kaopi atau ka'ati yang terbuat dari parutan ubi kayu atau singkong yang telah dikeringkan, lalu dipadatkan. Sedangkan kue geblek menggunakan tepung tapioka sebagai bahan dasar utama.
Versi lain, ada juga yang menggunakan tepung pati dan ampas singkong parut. Geblek versi kedua ini hanya menggunakan tapioka sebagai bahan pelengkap agar adonan terlihat lebih putih.
Perbedaan kedua selain bahan dasar adalah. Kalau Geblek dimakan pakai sambal/saus kacang. Kalau Tuli-tuli pake sambal pedas.
|
serupa tapi tak sama |
Inovasi Dari Sekedar Makanan Tradisional menjadi Ikon Khas Daerah
Berbicara inovasi berarti berbicara tentang kreativitas. Bukan maksud untuk membanding-bandingkan. Namun, bila dibanding dengan masyarakat Kulon Progo jelas Buton tertinggal. Mereka bahkan mejadikan geblek sebagai MOTIF BATIK!
Bahkan katanya, Motif batik Geblek Renteng terbukti membuat industri batik di Kulon Progo menggeliat pesat.
Ide untuk dapat memunculkan corak batik khas kulon Progo ini disampaikan oleh Bupati Kulon Progo saat Audiensi FORMI (Federasi Olahraga rekreasi masyarakat Indonesia) Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2011 dan kemudian ditindak lanjuti dengan mengadakan Lomba Desain Motif batik Khas Kulon Progo.
Dari beberapa desain tersebut terpilihlah “Geblek Renteng” sebagai nominator terbaik motif baru batik khas Kulon Progo. Mulai tahun 2012, Motif Geblek Renteng diperkenalkan, disosialisasikan, diproduksi dan dipasarkan kepada masyarakat luas serta dijadikan motif khas asli Kulon Progo dan merupakan salah satu ikon Kabupaten kulon Progo. Bahkan Pada motif batik Geblek Renteng diwajibkan untuk dipakai pada seragam pegawai dan siswa sekolah di Kabupaten Kulon Progo.
Bayangkan, dari sekedar makanan lokal cemilan sehari-hari mereka jadikan ikon budaya dan menjadi kebanggaan daerah!
Bagaimana dengan Buton? Hmmmmmmm...... kita tunggu perkembangannya...
...
Klik Next Untuk Membaca..
Demikianlah Artikel Kisah Tuli-tuli, Di Buton Cuma Jadi Cemilan. Di Jogja Jadi Motif Batik.
Sekianlah artikel Kisah Tuli-tuli, Di Buton Cuma Jadi Cemilan. Di Jogja Jadi Motif Batik. kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Kisah Tuli-tuli, Di Buton Cuma Jadi Cemilan. Di Jogja Jadi Motif Batik. dengan alamat link https://sopasopi.blogspot.com/2021/02/kisah-tuli-tuli-di-buton-cuma-jadi.html
0 Response to "Kisah Tuli-tuli, Di Buton Cuma Jadi Cemilan. Di Jogja Jadi Motif Batik."
Post a Comment