Judul : Semiotika
link : Semiotika
Semiotika
Semiotika ada di kurang lebih kita. Dalam kehidupan kita memakai semiotika untuk berkomunikasi baik antar insan maupun dengan lingkungan. Bahasa yg kita ucapkan ialah semiotika, goresan pena yg kita buat ialah semiotika, pakaian yg kita kenakan ialah semiotika, bahkan gesture tubuh kita ialah semiotika. Dalam semiotika tersebut kita berperan sebagai pelaku dan penerima.
Kali ini kita akan mengulas unsur-unsur semiotika yg tersedia di Museum Keramik dan Seni Rupa dan Stasiun Kota. Pembahasan ini ialah akibat pengawasan yg dilakukan penulis kepada kedua tempat tersebut. Unsur semiotika yg diamati khususnya yg erat hubungannya dengan interior suatu ruangan dan penataannya.
Image by Free-Photos from Pixabay |
Museum Keramik dan Seni rupa terletak di daerah kota tua. Bisa terkesan bahwa bahkan mulai tahap muka bangunan ini telah dipenuhi dengan beberapa software semiotika. Taman depan yg luas dengan pohon yg besar sebagai sentra mengukuhkan reputasi bangunan ini sebagai sesuatu yg mementingkan reputasi dan tak sembarangan. Tampilan muka bangunan ini telah menawarkan kesan megah dan monumental. Tiang – tiang besar ala Yunani menawarkan kesan agung dan seakan menjadi bukti diri bangunan ini sebagai sesuatu yg penting. Pelataran yg luas terus memperkuat kesan megah bangunan ini.
Penataan ruang hampir sama dengan museum pada umumnya. Barang pajaan diletakkan di pinggir supaya tak mengganggu jalur pergerakan orang. Barang pajangan diletakkan di dalam kotak kaca untuk menyatakannya sebagai sesuatu yg hanya untuk dilihat saja. Sesekali terkesan goresan pena penjelasan barang pajangan untuk para pengunjung. Disinilah unsur semiotika terkesan terang dalam beberapa keterangan mengenai barang pajangan tersebut. Bisa dibilang itu sebagai semiotika pendukung sebab tak semua orang-orang mampu menilai dan mengenal mengenai suatu barang pajangan hanya dari menonton kondisinya.
Penataan ruang museum diletakkan berdasarkan periodisasinya membikin kita wajib juga ikut mengunjungi dan menonton barang pajangan berdasarkan aturan yg sama. Barang pajangan yg tak sama dan tak ada dalam periode tersebut diletakkan di lantai 2 supaya tak mengganggu. Penataan barang pajangan juga penuh dengan semiotika. Barang- barang pajangan yg dianggap penting diletakkan di tempat – tempat tersendiri dan mencolok sedangkan yg biasa diletakkan di pinggir. Hal ini pasti saja supaya luar biasa perhatian para pengunjung dan juga jadi kita tahu barang mana yg lebih penting.
Selanjutnya kita berpindah ke Stasiun Kota. Sebagai suatu stasiun yg telah lumayan tua pastinya bangunan ini mempunyai kualitas historis yg tinggi. Stasiun ini juga sarat dengan semiotika. Tuliasan “STASIUN KOTA” yg tertulis di kedua pintu masuk bangunan ini telah mampu menjelaskna identitasnya. Penataan ruangnya juga sebenranya bekerjasama dengan semiotika . Peletakan loket karcis sebelum peron kereta api menunjukan bahwa kita wajib membeli karcis terlebih dahulu sebelum mampu menaikinya.
Penataan peron diubahsuaikan dengan tujuan kereta apinya supaya tak membingungkan para calon penumpang tapi dari jumlah orang-orang yg menumpang di tiap peron juga kita mampu menonton bahwa frekuensi kereta api yg paling tak jarang terjadi itu ialah di peron 11 dan 12 yg menuju Bogor.Tempat menantikan diletakkan menghadap peron pastinya supaya kita masih mampu menonton kereta api yg akan datang alias dengan kata lain supaya kita masih ingat tujuan awal kita berada disitu. Sesekali terdengar pengumuman dari pengeras bunyi mengenai kereta yg telah dan akan datang. Layar yg berisi jadwal kedatangan dan keberangkatan kereta api juga terus menyala dan diletakkan menghadap tempat menunggu.
Banyak semiotika lain yg tersedia di stasiun ini. Karcis ialah tanda bahwa kita telah membayar anggaran jadi boleh menaiki kereta api.
Para petugas keamanan yg ada di kurang lebih menunjukan bahwa tempat ini dijaga. Barang bawaan para penumpang yg berbeda-beda menunjukkan bahwa latar belakang dan profesi para penumpang tersebut berlainan. Bunyi pluit kereta menunjukan bahwa kereta akan pergi dan bunyi kereta yg mendekat menunjukan bahwa ada kereta yg datang.
Unsur penting dari semiotika ialah info dan komunikasi baik antar insan maupun dengan lingkungannya. Karena banyaknya info yg ada jadi terkadang diharapkan kompresi info dalam bentuk simbol,tanda dan sebagainya. Kehidupan kita pastinya tak mampu lepas dari unsur ini. Semiotika ada di semua tempat,bahkan tempat yg kosong melompong mampu menjadi tanda tak sedikit faktor misalanya bahwa tak ada orang-orang yg tinggal tersebut dan sebagainya. Seringkali kita tak sadar akan unsur semiotika ini sebab mengganggapnya sebagai faktor yg biasa dan telah wajar.
Hal ini kemudian menjadi perhatian bagi para desainer interior, bagaimana kita mampu memanfaatkan semiotika ini untuk menghasilkan efek yg sesuai dengan konsep dan rancangan kita. Kita wajib mampu mengapilkasikan semiotika ini menjadi sesuatu yg mampu membikin rancangan kita menjadi lebih baik dan menghipnotis orang-orang lain.
Demikianlah Artikel Semiotika
Anda sekarang membaca artikel Semiotika dengan alamat link https://sopasopi.blogspot.com/2021/01/semiotika.html
0 Response to " Semiotika"
Post a Comment